Memadu Sains dan Agama

  • Zuhriyyah Hidayati STIT Al-Fattah Siman Lamongan

Abstract

Sejarah Islam pernah mencatat bahwa umat Islam pernah mengalami masa kejayaan dalam bidang sains ini dan tidak ada permasalahan serius terkait dikotomi sains dan agama kala itu. Umat Islam masa itu bisa menjalankan penelitian tentang fenomena alam, tanpa harus “melepas baju” keimanannya. Bahkan motivasi utama mereka dalam penelitian dan observasi adalah untuk menyingkap ayat-ayat Allah dan kekuasaan-Nya yang Maha agung. Hal yang paling penting dari dari pembahasan integrasi sains dengan agama adalah menggali kembali nilai-nilai utama dan petunjuk-petunjuk utamanya tentang sains yang merupakan salah satu cabang keilmuan dalam Islam.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Mehdi Gholsyani, Filsafat Sains Menurut Al-Quran, Bandung: Mizan, 1986.

Muhammad Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran, Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat, Bandung: Mizan, 1996.

—————, Tafsir Al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati, 2002.

Muhammad Quthb, Manhaj al-Tarbiyyah al-Islamiyyah, Kairo: Dar al-Syurq, 1988, cet. 11.

Mulyadhi Kartanegara, Integrasi Ilmu, Bandung: Mizan, 2005.

Syed Muhammad Naquib al-Attas, Islam dan Sekularisme, Bandung: Penerbit Pustaka, 1981.

Kusmana, ed., Integrasi Keilmuan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.

A. Baiquni, Islam dan Ilmu Pengetahuan Modern, Bandung: Penerbit Pustaka: 1983.

Pervez Hoodbhoy, Islam dan Sains, Pertarungan Menegakkan Rasionalisme, Bandung: Penerbit Pustaka, 1997.

Published
2018-10-23
How to Cite
Zuhriyyah Hidayati. (2018). Memadu Sains dan Agama. CENDEKIA, 10(02), 163-170. https://doi.org/10.37850/cendekia.v10i02.73