Pengentasan Kemiskinan sebagai Tanda Kemabruran Haji

  • Nur Salim STIT Al-Fattah Siman Lamongan

Abstract

Haji adalah karakteristik Islam kelima yang harus dilakukan untuk orang yang memiliki kemampuan sekali seumur hidup. Di dalam haji berisi ritual dan sosialitas, keduanya disebut ibadah. Selama ini Islam atau Muslim memiliki persepsi yang salah untuk memahaminya dan memberi batasan pada ibadah ritual. Ada begitu banyak Muslim yang sibuk dengan mahdhah. Mereka melakukan haji berkali-kali, tetapi mereka tidak mematuhi atau mengabaikan kemiskinan, kebodohan, kelaparan, penderitaan dan kehidupan keras saudara-saudara mereka. Terlalu banyak Muslim yang kaya memiliki upacara mengelilingi Ka'bah (tawaf) dan berlari di antara bukit-bukit Shafa dan Marwah (sa'i), sementara di sekeliling mereka ditemukan mayat-mayat lemah tumbuh penyakit dan kunci nutrisi, atau betapa mudahnya jutaan rupiah dihabiskan untuk upacara haji, pada saat yang sama ribuan anak-anak menghentikan sekolah mereka, ribuan orang sakit berbaring menunggu kematian, karena mereka tidak dapat membayar rumah sakit dan bahkan ketika ribuan Muslim terpaksa harus menjual sekolah mereka iman dan kepercayaan mereka kepada anggota lain di tangan dengan "penuh cinta". Haji sebagai pendidikan agama memastikan bahwa itu bersifat pribadi dan ritual tetapi berbeda dengan yang lain, sosialnya juga, daripada yang disebutkan di atas di masa lalu, satu aspek yang hilang dari tekanannya pada abad terakhir dalam sejarah perkembangan. Bahkan pada dasarnya hal itu bertentangan, haji lebih bersifat sosialitas daripada pribadi dan ritual.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Al-Ghazali, Ihya ‘Ulum Al-Din, Dar Al-Fikr, tanpa tahun.

Al-Qurtubi, Al-Jami’ Li Ahkam Al-Quran, Dar Al-Fikr, 1987.

Madjid, Nurcholis, Perjalanan Religius Umarah dan Haji, Jakarta: Paramadina, cet. I, 1997.

Qardhawi, Yusuf, Al-Sunnah Masdaran Lil-Ma’rifah Wal-Hadharah, terj. Abad Badruzzaman, Yogyakarta: Tiara Wacana, cet. I, 2001.

Rahmat, Jalaluddin, Islam Aktual, Bandung: Mizan, cet. III, 1991.

-----------------------, Islam Alternatif, Bandung: Mizan, cet. IX, 1998.

-----------------------, Renungan-Renungan Sufistik, Bandung: Mizan, 2001.

Sayyid Sabiq, Fiqh Al-Sunnah, Dar Al-Kitab Al-Arabi, 1969.

Shihab, M. Quraish, Haji (Panduan Praktis Menuju Haji Mabrur), Bandung: Mizan, 1998.

------------------------, Membumikan Al-Quran, Bandung: Mizan, cet.I, 1992.

------------------------, Secerca Cahaya Ilahi, Bandung: Mizan, cet. I, 2000.

Syariati, Ali, Hajj, terj. Burhan Wirasubrata, Jakarta: Yayasan Fatimah, 2002.

Published
2016-10-23
How to Cite
Nur Salim. (2016). Pengentasan Kemiskinan sebagai Tanda Kemabruran Haji . CENDEKIA, 8(02), 59-70. https://doi.org/10.37850/cendekia.v8i02.40